Friday, September 27, 2019

Dhamma Pelindung Dunia

0 comments


Pemahaman tentang hukum karma dapat menciptakan masyarakat yang damai dan individu yang bermoral. Hukum karma memberikan pemahaman bahwa apa yang seseorang perbuat, akan memberikan akibat. Perbuatan-perbuatan yang buruk dan merugikan akan memberikan akibat yang buruk pula bagi si pelaku. Perbuatan-perbuatan yang baik akan berbuah positif bagi si pelakunya. Sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pula yang akan dipetiknya (yādisaṃ vapate bījaṃ, tādisaṃ harate phalaṃ). Pelaku kebaikan akan memetik kebaikan, pelaku keburukan akan memetik keburukan (kalyāṇakārī kalyāṇaṃ, pāpakārī ca pāpakaṃ. S. I. 227).

Pada dasarnya, manusia takut pada hal-hal yang buruk. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang buruk itu terjadi padanya. Mengetahui pentingnya hukum karma ini, orang-orang tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk, karena mereka tidak menginginkan akibat buruk menimpa padanya. Ketika seseorang takut untuk melakukan perbuatan-perbuatan buruk, maka seseorang akan menjadi orang yang bermoral. Ia akan menjaga perilaku dan ucapannya agar tidak membahayakan dirinya kelak. Seseorang menghindari pembunuhan, pencurian, atau perbuatan-perbuatan lain yang merugikan, karena ia takut akan akibat-akibat buruk yang disebabkan karena melakukan perbuatan-perbuatan buruk tersebut. Rasa takut akan akibat dari perbuatan-perbuatan buruk inilah yang disebut sebagai Ottappa.

Selain itu, faktor sosial juga mempengaruhi kenapa seseorang menghindari perbuatan-perbuatan buruk. Salah satu karateristik perbuatan buruk adalah dicela oleh mereka yang bijaksana. Makanya ketika seseorang melakukan hal-hal yang buruk, orang-orang yang baik akan mencelanya. Pada dasarnya, semua orang tidak ingin dicela dan malu ketika dicela. Untuk menghindari celaan yang diakibatkan karena ia melakukan keburukan, maka seseorang berusaha sebisa mungkin untuk tidak melakukan hal-hal yang buruk. Rasa malu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk inilah yang disebut sebagai Hiri.

Hiri dan Ottappa berperan penting dalam membentuk pribadi yang bermoral dan masyarakat yang damai. Dengan Hiri dan Ottappa, seseorang akan senantiasa menghindari hal-hal yang buruk dan berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Dalam agama Buddha, Hiri dan Ottappa ini dianggap sebagai sebab terdekat dari adanya kemoralan. Tanpa adanya Hiri dan Ottappa ini, kemoralan tak akan dijalankan. Seseorang akan bebas bertindak sesuka hati karena tidak punya malu dalam melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Seseorang juga akan berbuat seenaknya sendiri karena ia tidak takut akan akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan yang buruk. Oleh sebab itulah, Buddha mengatakan bahwa Hiri dan Ottappa adalah Dhamma Pelindung Dunia (A. I. 51). Kedua ajaran ini yang akan melindungi dunia dari kekacauan dan menjadikan orang-orang mengamalkan moralitas.

No comments:

Post a Comment