Tuesday, March 5, 2019

Meminta Maaf dan Memaafkan

2 comments
Pada dasarnya semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, entah itu disengaja ataupun tidak, entah skala besar maupun kecil. Menyadari kesalahan sebagai kesalahan adalah langkah awal untuk menjadi bijak. Tidak semua orang bisa dengan cepat menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Bahkan banyak dari mereka menganggap kesalahan itu sebagai sebuah kebenaran. Meskipun seseorang melakukan kesalahan, namun ia tahu bahwa perbuatan itu adalah salah, itu lebih baik, daripada yang menganggap benar suatu kesalahan. Karena kalau seseorang tahu bahwa itu adalah kesalahan, kalau dalam waktu singkat ini ia belum bisa memperbaikinya, suatu saat nanti ia bisa memperbaikinya dan berhenti untuk tidak melakukannya. Sementara yang menganggap kesalahan sebagai kebenaran sangatlah berbahaya, karena ia akan ketagihan dan terbiasa dengan kesalahan itu sehingga memungkinkan untuk mengulangi dan melakukan kesalahan dengan skala yang lebih besar. 

Pada intinya pemahaman yang benar sangat dibutuhkan sebagai dasar untuk menjadi orang bijak. Pemahaman benar yang dimaksud adalah pemahaman untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan dasar pemahaman benar ini, seseorang dapat mengaplikasikannya ke dalam tindakan nyata. Meskipun belum sempurna, ia akan berusaha.

Ketika kita melakukan kesalahan, membuat orang terganggu, atau merugikan orang lain, hal yang perlu dilakukan adalah meminta maaf. Minta maaf adalah tindakan yang sederhana untuk mengakui kesalahan. Caranya adalah dengan mengucapkan kata “Maaf.” Meskipun terlihat sederhana, namun tak mudah untuk melakukannya. Meminta maaf memerlukan sebuah keberanian untuk melepas. Hal utama yang dilepas adalah ego. Saat meminta maaf, seseorang harus siap menerima kemungkinan tentang adanya omelan, sanksi, atau bahkan amarah. Ketika seseorang tak siap dengan konsekuensi itu, maka ego seseorang akan menghalanginya untuk meminta maaf. Alih-alih meminta maaf, ego bisa memaksa seseorang untuk merasa menjadi yang paling benar.

Memaafkan kesalahan orang lain nyatanya juga tidak semudah ketika meminta maaf. Memberika maaf kepada orang yang pernah jahat, berbuat salah, dan menyakiti kita tidaklah mudah. Apalagi kalau ego dan kebencian ikut campur dalam urusan ini. Ego merasa tak terima dengan perlakuan itu. Kebencian tak terima dengan sekadar permohonan maaf, karena dendamnya gak bisa terlampiaskan. Namun, memaafkan adalah syarat untuk menjadi tenang dan tak terbebani. Dengan memaafkan kesalahan orang lain, kita mengurangi beban dendam, amarah, benci, dan keinginan-keinginan jahat lainnya. Dengan memaafkan orang lain, kita juga memberikan kesempatan orang lain untuk hidup lebih tenang dan bebas dari penyesalan yang menyiksa. 

Karena setiap manusia awam tak pernah luput dari kesalahan, makanya meminta maaf dan memberikan maaf adalah kebutuhan bagi setiap orang. Ketika seseorang menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan, ia akan meminta maaf kepada orang yang kepadanya ia berbuat salah. Ketika orang lain berbuat salah kepada kita, dan ia sudah meminta maaf, maka kita seharusnya memberikannya maaf. Mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah cara gampang untuk terbebas dari rasa bersalah. Dalam agama Buddha, mengakui kesalahan dan meminta maaf sangatlah dianjurkan. Selain itu, memberikan maaf kepada orang yang pantas dimaafkan adalah perbuatan yang  bijak. Buddha berkata bahwa orang bijak memiliki tiga kualitas baik, yaitu: 
  • Melihat kesalahan sebagai kesalahan (accayaṃ accayato passati)
  • Setelah menyadarinya, ia memperbaikinya (accayaṃ accayato disvā yathādhammaṃ paṭikaroti)
  • Ketika orang lain mengakui kesalahannya dan meminta maaf, ia memberikan maaf sebagaimana mestinya (parassa kho pana accayaṃ desentassa yathādhammaṃ paṭiggaṇhāti. A. I. 103)

Memberikan maaf kepada orang yang berbuat salah kepada kita adalah cara bijak untuk menghentikan dendam yang berkepanjangan. Kita tak perlu menyimpan dendam dan amarah kepada orang yang telah merugikan kita. Dendam dan amarah tak akan membimbing pada hasil yang positif. Oleh karena itu, dengan memaafkan orang lain, kita juga berusaha menghancurkan benih-benih negatif yang ada dalam diri kita. Memberikan maaf berarti juga mengikis arogansi, kebencian, dan dendam. Memaafkan orang lain berarti juga mengembangkan kebijaksanaan, kesabaran, pengertian, dan welas asih. 

2 comments: