Friday, September 8, 2017

Rangkuman Enam Puluh Dua Pandangan Salah dalam Brahmajāla Sutta

3 comments

Rangkuman Enam Puluh Dua Pandangan Salah dalam Brahmajāla Sutta

Dalam Brahmajālasutta, Buddha merangkum enam puluh dua pandangan yang di dalamnya terdapat delapan belas pandangan tentang masa lampau dan empat puluh empat pandangan berkenaan masa depan (D. I. 13).

I. Spekulasi tentang masa lampau (pubbantānudiṭṭhino) = 18 pandangan tentang masa lampau ini diuraikan sebagai berikut:


1. Eternalisme (sassatavāda). Pandangan eternalisme adalah pandangan tentang kekekalan dunia maupun jiwa. Pandangan eternalisme ini didapat:

  • Berdasarkan ingatan kembali kehidupan lampau sampai 100,000 kehidupan lampau
  • Berdasarkan ingatan kembali kehidupan lampau sampai sepuluh kappa dari mengerutnya dunia dan mengembangnya dunia
  • Berdasarkan ingatan kembali kehidupan lampau sampai empat puluh kappa dari mengerutnya dunia dan mengembangnya dunia
  • Berdasarkan penalaran

2. Semi-eternalisme (Ekaccasassatavāda). Pandangan ini mempercayai ada yang kekal dan ada yang tidak kekal. Mereka adalah:

  • Teisme
  • Politeisme yang dipegang oleh makhluk-makhluk dewa yang rusak karena kenikmatan
  • Politeisme yang dipegang oleh makhluk-makhluk dewa yang rusak karena pikiran
  • Rasionalis dualisme tentang tubuh yang tidak kekal dan pikiran yang kekal

3. Ekstentionisme (Antānantavāda). Ini adalah pandangan yang melihat dunia dari segi terbatas atau tidak terbatas. Pandangan mereka sebagai berikut:

  • Dunia adalah terbatas
  • Dunia adalah tidak terbatas
  • Dunia adalah terbatas dalam arah vertikal tetapi tidak terbatas dalam arah horizontal
  • Dunia adalah bukan terbatas dan juga bukan tidak terbatas

4. Geliat belut (Amarāvikkhepavāda). Pandangan ini disebut sebagai geliat belut karena ketika ditanya jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaannya. Orang yang menganut pandangan ini akan memutar-mutar ketika ditanya. Oleh karena itu pandangan ini:

  • Digenggam oleh orang yang takut membuat penyataan yang salah
  • Digenggam oleh orang yang takut melekat
  • Digenggam oleh orang yang takut bersebrangan
  • Digenggam oleh orang yang bodoh dan dungu

5. Serba kebetulan (Adhiccasamuppannavāda). Ini merupakan pandangan bahwa segala sesuatu terjadi karena kebetulan. Tidak ada sebab tentang terjadinya sesuatu. Pandangan ini didapat:

  • Berdasarkan ingatan munculnya persepsi setelah meninggal dari alam makhluk tanpa-persepsi.
  • Berdasarkan penalaran


II. Spekulasi tentang masa depan (aparantānudiṭṭhino) = 44 pandangan tentang masa lampau ini diuraikan sebagai berikut:


1. Ajaran kekekalan persepsi (Saññīvāda). Pandangan ini mengatakan bahwa diri adalah kekal setelah kematian, persepsi, dan:

  • Bermateri
  • Tanpa materi
  • Bermateri dan tanpa materi
  • Bukan bermateri dan juga bukan tanpa materi
  • Terbatas
  • Tidak terbatas
  • Terbatas dan tidak terbatas
  • Bukan terbatas dan bukan tidak terbatas
  • Persepsi yang seragam
  • Persepsi yang beraneka ragam
  • Persepsi yang terbatas
  • Persepsi yang tidak terbatas
  • Bahagia sepenuhnya
  • Menderita sepenuhnya
  • Bahagia dan menderita
  • Bukan bahagia dan bukan tidak bahagia

2. Ajaran kekekalan tanpa-persepsi (asaññīvāda). Pandangan ini mengatakan bahwa diri adalah kekal setelah kematian, tanpa persepsi, dan:

  • Bermateri
  • Tanpa materi
  • Bermateri dan tanpa materi
  • Bukan bermateri dan juga bukan tanpa materi
  • Terbatas
  • Tidak terbatas
  • Terbatas dan tidak terbatas
  • Bukan terbatas dan bukan tidak terbatas

3. Ajaran kekekalan bukan persepsi atau bukan tanpa-persepsi (Nevasaññīnāsaññīvāda). Pandangan ini mengatakan bahwa diri adalah kekal setelah kematian, bukan persepsi dan bukan tanpa persepsi, dan:

  • Bermateri
  • Tanpa materi
  • Bermateri dan tanpa materi
  • Bukan bermateri dan juga bukan tanpa materi
  • Terbatas
  • Tidak terbatas
  • Terbatas dan tidak terbatas
  • Bukan terbatas dan bukan tidak terbatas

4. Nihilisme (Ucchedavāda). Pandangan ini bergaris pada prinsip bahwa setelah kehidupan ini berakhir, maka tidak akan ada lagi kehidupan setelah alam ini. Maka setelah seseorang meninggal, orang tersebut telah hancur dan lenyap.

  • Nihilisme dari diri yang tersusun dari empat elemen
  • Nihilisme dari dewa, diri yang berada pada lingkup indra
  • Nihilisme dari dewa, diri yang berada pada lingkup materi yang halus
  • Nihilisme dari diri yang termasuk dari dasar ruang terbatas
  • Nihilisme dari diri yang termasuk dari dasar kesadaran tanpa batas
  • Nihilisme dari diri yang termasuk dari dasar kekosongan
  • Nihilisme dari diri yang termasuk dari dasar bukan persepsi dan bukan tanpa persepsi

5. Ajaran Nibbāna di sini dan sekarang (Diṭṭhadhammanibbānavāda). Pandangan ini menyatakan bahwa Nibbāna dapat dicapai di kehidupan ini dan sekarang juga. Nibbāna yang mereka maksud antara lain:

  • Nibbāna di sini dan sekarang dalam kenikmatan lima indriya 
  • Nibbāna di sini dan sekarang dalam keadaan Jhana pertama
  • Nibbāna di sini dan sekarang dalam keadaan Jhana kedua
  • Nibbāna di sini dan sekarang dalam keadaan Jhana ketiga
  • Nibbāna di sini dan sekarang dalam keadaan Jhana keempat


3 comments: