Keegoisan Manusia Menyalahkan Setan
Kebanyakan manusia adalah egois. Keegoisannya terlihat jelas ketika manusia dengan mudahnya mengkambinghitamkan orang lain atau makhluk lain atas kesalahan atau kelalaian yang dibuatnya sendiri. Manusia memiliki sifat yang sulit untuk mengalah dan menerima kekurangannya, namun suka menuduh pihak lain sebagai penyebab kesalahannya.
Ketika manusia berbuat salah, melakukan perbuatan yang berdosa, kebanyakan manusia dengan mudahnya menuduh makhluk lain sebagai penyebabnya. Manusia menuduh iblis, setan, atau mara sebagai penghasut dirinya. Manusia sulit menerima bahwa sebenarnya dirinya sendiri yang lalai. Dirinya sendiri yang tidak bisa mengontrol pikiran dan perbuatannya sendiri.
Padahal iblis, setan, atau mara tersebut sejatinya adalah kotoran batinnya masing-masing. Ketika seseorang diliputi dengan keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin, maka sifat-sifat iblis, setan, atau mara tersebut ada di dalam dirinya. Dia sendiri yang menciptakan semua itu.
Kebanyakan manusia juga sungguh egois, menyalahkan orang lain sebagai penyebab kebejatannya. Ada orang yang memperkosa wanita, yang disalahkan wanitanya karena caranya berpakaian. Ribuan orang beramai-ramai memprotes atribut keagamaan agama lain karena dianggap mengganggu keimanan mereka. Sifat egois yang semacam ini sangat lucu. Kita tak mungkin mengubah dunia luar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita tak mungkin mengatur seluruh wanita untuk berpakaian seperti yang kita mau. Namun kita bisa mengendalikan indra kita dalam melihat objek luar supaya kita tidak terjebak dalam kemaksiatan. Kita juga tidak mungkin merubah dunia ini dengan satu pendirian dan satu gagasan. Apalagi satu agama. Setiap manusia memiliki pemikiran dan keyakinan yang berbeda-beda. Makanya jelas tidak mungkin menyamakan mereka atas dasar ego kita. Kalau atribut keagamaan yang mereka pakai mengganggu keimanan kita, yang salah bukan atribut itu, tapi pikiran kita sendiri yang tidak bisa menjaga diri. Ingat, kita tak bisa merubah dunia menjadi seluruhnya berwarna hijau, tapi kita cukup menggunakan kacamata berwarna hijau agar apa yang kita lihat bisa berwarna hijau. Kita juga tidak mungkin menutupi seluruh jalan dengan karpet agar kita tidak menginjak serpihan batu atau kaca. Namun kita bisa mengatasinya dengan cara membuat diri kita sendiri mengenakan sandal atau sepatu supaya tidak menginjak serpihan batu atau kaca.
Pada intinya, jangan mudah menyalahkan orang lain atas kegagalan atau kesalahan yang kita perbuat sendiri. Intropeksilah dan jangan malu untuk mengakui kesalahan. Jangan menyalahkan kerikil ketika engkau tersandung, tapi intropeksilah diri bahwa ini terjadi karena kelalaianmu. Jangan menyalahkan hujan ketika kamu sakit karena kehujanan, tapi intropeksilah bahwa ini karena kelalaianmu sendiri yang tidak memakai payung saat hujan.