Wednesday, March 14, 2018

Kunci Kesuksesan dalam Agama Buddha

3 comments

Kunci Kesuksesan

Kesuksesan adalah harapan bagi setiap orang. Oleh karenanya buku-buku kiat-kiat menjadi sukses selalu laris di pasaran. Buku-buku itu berisi petunjuk-petunjuk dan pengalaman-pengalaman orang sukses dalam meraih kesuksesannya. 

Tipitaka sesungguhnya tidak miskin dengan kiat-kiat menjadi sukses bagi umat perumah tangga. Ada empat kunci kesuksesan yang bila dipraktikkan akan membawa seseorang pada pencapaian kesuksesan. Empat kunci kesuksesan tersebut disebutkan dalam Dīghajāṇu Sutta; yaitu:

Memiliki ketekunan (uṭṭhānasampadā)

Uṭṭhāna berarti usaha atau membangkitkan semangat. Sampadā adalah memiliki. Orang yang memiliki semangat usaha yang tinggi atau tekun dalam menggeluti pekerjaanya, dapat dipastikan ia akan menjadi orang yang sukses. Ketekunan adalah dasar kesuksesan. Sementara kemalasan adalah dasar kegagalan. Untuk meraih kesuksesan maka seseorang perlu memiliki ketekunan. Ketekunan berarti, apakah dengan bertani, berdagang, beternak, pelayanan pemerintahan, atau di bidang keterampilan-keterampilan lainnya, ia terampil, rajin, memiliki penilaian yang baik terhadapnya supaya bisa melaksanakan dan mengaturnya dengan benar.

Kemampuan menjaga (ārakkhasampadā)

Ārakkha berarti melindungi atau menjaga. Sampadā adalah memiliki. Harus dicatat bahwa memiliki kemampuan dalam menjaga kekayaan yang sudah diperoleh merupakan aspek penting dari kesuksesan. Kalau seseorang tidak bisa menjaga apa yang sudah diperolehnya, dapat dipastikan ia akan kehilangan semuanya. Menjaga berarti melindungi kekayaannya yang sudah diperoleh dari kehilangan yang mungkin dapat terjadi akibat api, banjir, raja, pencuri, atau pewaris yang tidak disukai. Agar kesuksesannya tidak runtuh, ada beberapa hal yang perlu dihindari, yaitu: tergila-gila dengan wanita (itthidhutto), suka minum-minuman keras (surādhutto), suka bermain judi (akkhadhutto), dan memboroskan kekayaan dalam hal yang tidak berguna (laddhaṃ laddhaṃ vināseti). 

Teman yang baik (kalyāṇamittatā)

Kalyāṇamitta adalah teman yang baik. Berteman dengan orang-orang yang baik akan memberikan banyak manfaat. Sebaliknya, berteman dengan orang-orang yang jahat akan mendatangkan banyak bahaya. Yang dimaksud berteman dengan teman-teman yang baik adalah di desa atau di kota manapun seseorang tinggal, ia bergaul dengan orang-orang yang kokoh dalam moralitas, baik muda maupun tua, yang memiliki keyakinan, perilaku bermoral, kedermawanan, dan kebijaksanaan. Ketika seseorang bergaul dengan orang-orang yang berpengalaman dan banyak pengetahuan di bidang usaha yang digeluti, maka ia bisa belajar dan bertukar pikiran dengan orang tersebut. 

Hidup seimbang (samajīvitā)

Samajīvitā adalah hidup seimbang. Seimbang dalam arti tidak terlalu boros dan juga tidak terlalu hemat. Orang yang dapat hidup seimbang berarti orang yang tahu perhitungan tentang pemasukan dan pengeluaran. Pengeluaran mesti diatur dengan tepat agar tidak melebihi pemasukan. Pepatah mengatakan “Jangan sampai besar pasak daripada tiang.” Seseorang harus pandai-pandai mengatur pendapatannya dan menggunakannya untuk kebutuhan. Jangan hanya karena mengedepankan gengsi, pengeluaran tak seimbang dengan pemasukan. Harus disaring, mana kebutuhan dan mana keinginan. 

3 comments: