Berdana untuk Pembangunan Vihāra
Vihāradānaṃ saṅghassa aggaṃ buddhena vaṇṇitaṃ
Berdana vihara yang ditujukan kepada Saṅgha dipuji Sang Buddha sebagai pemberian yang tertinggi
(Cūḷavagga Pāli, Vinaya Piṭaka, II. 147)
Pengantar
Ajaran Buddha adalah tentang mengindari kejahatan (sabbapāpassa akaraṇaṃ), memperbanyak kebaikan (kusalassa upasampadā), dan membersihkan pikiran (sacittapariyodapanaṃ: Dhp. 183). Menghindari kejahatan berarti menghindari perbuatan-perbuatan yang sifatnya merugikan diri sendiri, orang lain, atau kedua belah pihak. Memperbanyak kebaikan berarti memperbanyak perbuatan-perbuatan yang membawa manfaat bagi diri sendiri, orang lain, atau kedua belah pihak (M. I. 415-416). Sementara membersihkan pikiran adalah membersihkan diri dari kotoran-kotoran batin yang berakar pada keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kegelapan batin (moha).
Ajaran Buddha bukan hanya menekankan untuk menghindari perbuatan-perbuatan jahat, tetapi juga menekankan untuk meningkatkan perbuatan-perbuatan baik (kattabbaṃ kusalaṃ. S. I. 108). Yang dimaksud perbuatan-perbuatan baik sangatlah beragam. Di sini kita akan membahas perbuatan baik dengan berdana. Akan disinggung juga pembahasan tentang berdana untuk pembangunan vihara.
Pentingnya Berdana
Berdana adalah perbuatan baik yang sering Buddha tekankan. Buddha sering mengajarkan ajarannya secara bertingkat dan mengawalinya dengan ajaran berdana. Dalam mengajarkan Anupubbikathā, pertama-tama Buddha mengajarkan berdana (dāna), kemudian dilanjutkan dengan ajaran moralitas (sīla), tentang kebahagiaan alam surga (sagga), bahaya dari kesenangan indria (kāmānaṃ ādīnavaṃ), dan manfaat meninggalkan kesenangan indria (nekkhamme ānisaṃsaṃ. A. IV. 186). Bila dilihat dari tingkat kesulitannya, berdana adalah yang paling mudah, karena siapa saja bisa berdana, entah orang bermoral atau tidak.
Buddha mengetahui betapa besar manfaat dari melakukan kebajikan dengan cara berdana. Beliau pernah mengatakan kalau saja semua makhluk tahu manfaat dari berdana yang begitu besar seperti yang Beliau sendiri ketahui, mereka tak akan makan terlebih dahulu sebelum berbagi (It. 18). Sekecil apapun pemberian itu, berdana akan selalu membuah hasil. Buddha juga mengingatkan untuk tidak meremehkan pemberian yang kecil. Bahkan ketika seseorang membuang air cucian mangkuk ke dalam kolam, dengan berpikir, “Semoga semua binatang yang berkumpul di sini dapat memakan sisa makanan ini,” itu sudah membuat jasa kebajikan (A. I. 162). Walaupun kebajikan itu kecil, kalau dilakukan secara terus menerus buahnya akan menjadi besar, seperti air yang menetes demi tetes akan memenuhi isi tempayan (Dhp. 121, 122). Oleh karena melakukan kebajikan walaupun kecil lebih baik daripada tidak sama sekali.
Berdana untuk Pembangunan Vihara
Vihara menjadi tempat bagi umat Buddha untuk melakukan puja bakti, belajar Dhamma, berlatih meditasi, mendengarkan Dhamma, dan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Vihara yang layak dan memadai, disertai dengan fasilitas yang cukup, akan mempermudah jalannya kegiatan-kegiatan keagamaan.
Selain sebagai tempat melakukan kegiatan keagamaan, vihara juga merupakan tempat tinggal para bhikkhu. Pada zaman dahulu hingga sekarang (di negara-negara Buddhis), vihara masih berfungsi sebagai tempat tinggal para bhikkhu. Oleh karena itu, melakukan kebajikan dengan cara berdana untuk pembangunan vihara adalah pemberian yang tinggi karena ditujukkan kepada Saṅgha sekaligus umat Buddha. Dikatakan bahwa berdana vihara yang ditujukan kepada Saṅgha dipuji Buddha sebagai pemberian yang tertinggi (Vihāradānaṃ saṅghassa aggaṃ buddhena vaṇṇitaṃ. Cūḷavagga Pāli, Vinaya Piṭaka, II. 147).
Turut membantu dalam pembangunan vihara merupakan cara untuk memperoleh kebajikan yang besar. Dikatakan bahwa pemberian yang diberikan kepada Saṅgha menghasilkan buah yang besar (saṅghe dinnaṃ mahapphala’’nti. S. I. 233). Dengan berdana untuk pembangunan vihara, seseorang berarti berdana kepada Saṅgha, sekaligus mendukung pelestarian Dhamma. Dalam Kiṃdada Sutta, Buddha mengatakan bahwa yang memberi tempat tinggal berarti memberi segalanya (So ca sabbadado hoti, yo dadāti upassayaṃ. S. I. 32). Sementara yang mengajarkan Dhamma berarti memberi keabadian (Amataṃ dado ca so hoti, yo dhammamanusāsati. Ibid.).
Ada dua jenis pemberian, yaitu pemberian materi dan pemberian dhamma. Dari dua jenis tersebut, pemberian dhamma adalah pemberian tertinggi (Dvemāni, bhikkhave, dānāni – āmisadānañca dhammadānañca. Etadaggaṃ, bhikkhave, imesaṃ dvinnaṃ dānānaṃ yadidaṃ – dhammadānaṃ. A. I. 91). Jadi dengan berdana untuk pembangunan vihara, seseorang melakukan pemberian dalam bentuk materi (āmisadāna) sekaligus mendukung untuk melakukan pemberian Dhamma (dhammadāna). Dengan demikian, secara tidak langsung, berdana materi untuk pembangunan vihara juga melakukan pemberian yang tertinggi, yaitu berdana Dhamma (Sabbadānaṁ dhammadānaṁ jināti; Dhp. 354).
Berdana untuk pembangunan vihara juga merupakan bentuk pengorbanan dalam pandangan Buddhis. Menurut agama Buddha, pengorbanan yang sesungguhnya bukanlah pengorbanan yang melibatkan pertumpahdarahan dan pembunuhan makhluk lain. Buddha memberikan interpretasi lain dari pengorbanan sebagai berdana. Dalam Niddesa, Buddha mengatakan bahwa pengorbanan adalah memberikan sesuatu yang pantas untuk diberikan (yañño vuccati deyyadhammo Nd. II. 523). Pemberian untuk membangun vihara sangat diajurkan, karena itu akan bermanfaat besar. Dalam Kūṭadanta Sutta, Buddha menyebutkan pengorbanan yang akan memberikan manfaat yang besar adalah dengan berdana kepada para petapa atau bhikkhu yang bermoralitas baik dan membangun vihara atau tempat tinggal untuk bhikkhu saṅgha yang datang dari berbagai penjuru (D. I. 144-145). Dengan cara ini pula seseorang menimbun kebajikan. Seperti yang tertera dalam Nidhikaṇḍa Sutta, berdana kepada saṅgha dan cetiya atau vihara merupakan cara menimbun harta yang sejati (Khp. 7).
Kesimpulan
Berdana adalah salah satu cara berbuat baik yang akan membuahkan hasil yang sangat besar. Apalagi apabila pemberian itu diberikan kepada Saṅgha dan untuk pembangunan vihara. Oleh sebab itu, Buddha senantiasa mendorong umatnya untuk selalu melakukan perbuatan baik dengan berdana meskipun itu kecil. Berdana untuk pembangunan vihara sangat dianjurkan karena dengan memberikan bantuan materi, seseorang juga bisa membantu perkembangan Dhamma. Makanya Buddha mengatakan bahwa berdana vihara yang ditujukan kepada Saṅgha dipuji Buddha sebagai pemberian yang tertinggi.