Kalau tidak jadi bhikkhu, jadilah penulis, atau paling tidak jadi guru. Kenapa? Karena menjadi penulis atau guru bisa berbagi pengetahuan. Buddha mengatakan bahwa dari semua pemberian, pemberian Dhamma adalah yang tertinggi (sabba dānaṃ dhammadānaṃ jināti). Maka dengan memberikan pengetahuan, anda juga memberikan masa depan.
Kalau tidak, jadilah dokter atau perawat. Kenapa? Karena Buddha berkata bahwa ia yang merawat orang sakit juga merawatku (yo, bhikkhave, maṃ upaṭṭhaheyya so gilānaṃ upaṭṭhaheyya). Maka dengan menjadi dokter atau perawat, anda bisa merawat Buddha setiap hari.
Kalau tidak, jadilah petani. Kenapa? Karena semua makhluk, termasuk manusia, hidup bergantung pada makanan (sabbe sattā āhāraṭṭhitikā). Petani adalah pekerjaan yang mulia karena dengan bantuan petani, manusia-manusia di bumi ini masih bisa bertahan hidup.
Kalau tidak, jadilah koki atau penjual makanan. Kenapa? Karena Buddha mengatakan bahwa kelaparan adalah penyakit yang paling serius (jigucchāparamā rogā). Dengan begitu anda bisa membantu meringankan penderitaan orang lain saat kelaparan.
Apapun pekerjaanmu, tetaplah jadi dirimu sendiri. Buddha menasihati kita untuk menjadikan diri kita sendiri dan Dhamma sebagai pulau dan sebagai pelindung (attadīpā viharatha attasaraṇaā anaññasaraṇā, dhammadīpa dhammasaraṇā anaññasaraṇā).
Tapi kalau bisa jadilah bhikkhu, karena dengan menjadi bhikkhu anda bisa menasihati para penulis dan guru, para dokter dan perawat, para petani dan pedagang, para koki dan penjual makanan, dan semua orang. Anda tak perlu menjadi seperti mereka, tapi bisa menjadi orang berguna bagi mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)