Monday, July 16, 2018

Menghormat kepada Stupa

0 comments
Pada zaman ketika Buddha masih hidup, para bhikkhu dan umat menghormat Buddha, baik dengan cara añjali, namakkāra, atau padakkhiṇa. Namun setelah Buddha mencapai parinibbāna, umat melakukan pūjā  kepada stupa di mana relik Buddha disimpan.



Dalam Mahāparinibbāna Sutta, Bhikkhu Ānanda bertanya kepada Buddha tentang bagaimana memperlakukan jenazahnya setelah Buddha wafat nanti. Buddha kemudian memberikan petunjuk bahwa jenazah Buddha harus diperlakukan seperti halnya Raja Cakkavatti dan dibangunkan stupa di persimpangan jalan (cātumahāpathe tathāgatassa thūpo kātabbo). Lebih lanjut, Buddha mengatakan bahwa para umat awam yang mempersembahkan bunga atau wewangian dan warna-warna di sana dengan ketulusan hati, akan memperoleh manfaat dan kebahagiaan untuk waktu yang lama (tattha ye mālaṃ vā gandhaṃ vā cuṇṇakaṃ vā āropessanti vā abhivādessanti vā cittaṃ vā pasādessanti tesaṃ taṃ bhavissati dīgharattaṃ hitāya sukhāya).

Dari sini kita tahu bahwa objek yang dapat dipuja adalah stupa atau cetiya yang sengaja didirikan untuk menyimpan relik Buddha. Namun Buddha juga menambahkan bahwa ada empat orang yang layak dibangunkan stupa, antara lain: Sammāsambuddho, Paccekasambuddho, Tathāgatassa Sāvako, dan Rājā Cakkavattī.

Ada tiga macam Cetiya, yaitu:
1.Sārīka-Cetiya adalah Cetiya yang menyimpan relik Buddha atau sisa tubuh Buddha.
2. Pāribhogika-Cetiya adalah cetiya yang menyimpan barang-barang yang pernah digunakan oleh Buddha.
3. Uddesika-Cetiya adalah penggambaran tentang beliau.

Dengan demikian Stupa atau Cetiya yang menyimpan relik Buddha adalah objek yang selayaknya dipuja. Sārīka-Cetiya dalam hirarkinya mendapat tempat yang paling mulia (paribhogacetiyato hi sārīka cetiyaṃ mahantataraṃ). Oleh sebab itu, pemujaan terhadap Sārīrika cetiya lebih diutamakan.

Makanya setiap vihāra di Sri Lanka pasti memiliki bangunan stupa sebagai objek melakukan puja. Umat Buddha biasanya melakukan puja dengan bunga, dupa, dan persembahan lainnya di altar yang berada di empat sudut stupa, dan melantunkan syair-syair Pāli sebagai berikut;

Vandāmi cetiyaṃ sabbaṃ
Sabba-ṭhāne supatiṭṭhitaṃ
Sārīrikadhātu mahābodhiṃ
Buddha-rūpaṃ sakalaṃ sadā

Saya menghormat kepada setiap cetiya / stupa yang didirikan di mana saja, relik-relik tubuh Sang Buddha, pohon Mahā Bodhi, dan semua penggambaran Buddha / patung Buddha.

No comments:

Post a Comment